Sunday, June 19, 2011

Something Better

Saya percaya saat saya kehilangan sesuatu, Tuhan selalu menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik, bahkan sering menggantinya dengan yang jauh lebih baik. Banyak sekali kehilangan yang saya rasakan telah diganti oleh-Nya dengan yang jauh lebih baik. Saya akan menceritakan beberapa diantaranya.

Tahun 2009, saya mendapat beasiswa, pergi ke Korea untuk mengikuti summer camp. Saya stay di sana selama 2 minggu. Dan 3 hari sebelum pulang ke Indonesia, saya kehilangan dompet saya. Saat itu semua uang saya ada di dalam dompet saya dan uang yang hilang juga tidak sedikit, karena saya berencana untuk membeli kamus elektronik yang harganya cukup mahal. Jadi setelah dompet saya hilang, saya tidak punya uang sama sekali. Untungnya banyak teman-teman saya yang membantu saya saat itu.

Saya sangat sedih saat itu dan menyesali kenapa saya sangat ceroboh. Tetapi saya berusaha mengikhlaskan semuanya sambil mengingat-ingat ibu saya yang selalu berkata bahwa semuanya nanti akan diganti dengan yang lebih baik jika kita mengikhlaskannya. Dan benar saja, tidak lama setelah pulang dari Korea, saya mendapatkan beasiswa lagi ke Korea selama 2 semester. Semua biaya ditanggung, dari biaya akomodasi, biaya kuliah di sana yang terbilang mahal, sampai biaya hidup. Dari situ saya menjadi lebih yakin bahwa Tuhan selalu mengganti kehilangan saya dengan sesuatu yang lebih baik.

Tahun lalu, saat saya sedang belajar di Korea, saya pulang ke Indonesia waktu summer vacation untuk bertemu dengan pacar saya (sekarang sudah jadi mantan). Saya sangat senang waktu itu, saya juga tidak menyesali sesuatu yang sudah saya pilih.

Tapi saya menyadari sesuatu, saya kehilangan 40 hari saya di sana. Banyak kehilangan yang saya rasakan selama saya tidak di sana. Salah satunya adalah seharusnya saya bisa ikut summer internship di perusahaan Korea, yang mana hal itu bisa jadi pengalaman berharga untuk saya saat saya kembali ke Indonesia nanti.

Di sini lagi-lagi Tuhan mengganti kehilangan saya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Beberapa minggu yang lalu saya diterima di sebuah perusahaan Korea sebagai penerjemah, dan saya akan dikirim ke Korea lagi selama 2 setengah bulan untuk mendampingi pegawai-pegawai kantor saya yang akan training di sana.

Ya, 40 hari kehilangan saya diganti dengan lebih dari 70 hari pengganti. Bahkan lebih baik dari suatu "penggantian". Dan ini bukan hanya internship melainkan pekerjaan sebenarnya. Saya bahkan belum lulus kuliah. Hal yang mungkin bisa dibilang jarang di saat orang-orang lain susah mencari pekerjaan.

Dan sekarang saya lebih yakin lagi dari sebelumnya bahwa Tuhan selalu mengganti kehilangan saya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Percaya.


12.38
Depok, 19 Juni 2011

Tuesday, June 7, 2011

Pengalaman Bekerja di KIMCHI 2011 (Korean Idols Music Concert Hosted in Indonesia)




Beberapa hari yang lalu saya jadi freelancer untuk acara KIMCHI 2011 yang mendatangkan para idol-idol Korea. Di situ saya bekerja sebagai penerjemah untuk membantu para LO agar bisa berkomunikasi dengan artis-artisnya yang kebetulan tidak bisa bahasa Inggris ataupun Indonesia. Peran saya di situ bisa dibilang sangat penting, karena kalau tidak ada saya dan para penerjemah lain, mereka tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sini.

Ada 4 group dan satu penyayi yang datang untuk KIMCHI 2011, dan yang paling terkenal dan paling ditunggu adalah Super Junior. Sisanya ada Park Jung Min, The Boss, X5, dan Girls Day. Awalnya sebelum saya bekerja, saya sama sekali tidak tahu para idol itu kecuali Super Junior, itu juga hanya tahu beberapa personilnya. Pagi-pagi, hari pertama bekerja, saya baru tahu bahwa saya akan menjadi penerjemah untuk group The Boss (대국남아). Saya sama sekali tidak tahu siapa mereka, jadi saya sempat mencari informasi tentang mereka di internet. Walaupun begitu tetap saja tidak terlalu membantu karena pasti wajah mereka di foto dan aslinya berbeda.

Saat saya menjemput di airport, saya ditugaskan untuk menjemput mereka sampai ke pesawat. Itu merupakan pengalaman pertama saya masuk ke dalam airport, tanpa boarding pass, lewat jalan khusus yang tidak semua orang bisa melewatinya, naik mobil melewati pesawat-pesawat, dan menjemput rombongan sampai ke pesawatnya. Saat itu saya benar-benar merasa bahwa pekerjaan ini sangat menyenangkan.

Saat pesawat landing, saya dan beberapa orang yang lain menjemput satu-satu artisnya. Kebetulan saya kebagian menjemput Girls Day. Tugas saya adalah meminta paspor mereka agar bisa dicap di imigrasi lalu mengantar mereka sampai tempat pengambilan bagasi, setelah itu menunggu mereka sampai mereka masuk ke mobil lalu berangkat ke hotel. Setelah artisnya berangkat ke hotel, saya dan beberapa orang lain harus memastikan barang-barang mereka sudah diambil dan jangan sampai ada yang tertinggal. Setelah semua barang dipastikan lengkap, kami semua juga berangkat menuju hotel. Saya yang seharusnya menjadi penerjemah The Boss digantikan dulu oleh teman saya yang menjadi penerjemah X5, karena The Boss dan X5 satu manajemen.

Perjalanan dari tempat pengambilan bagasi sampai ke mobil sama sekali tidak semudah yang dipikirkan. Para fans sudah menunggu artis-artis kesukaan mereka di depan. Bukan hanya puluhan, tapi ratusan fans sudah menunggu, dan itu juga menjadi salah satu masalah bagi kami. Para artis hanya ingin masuk ke mobil dengan tenang tanpa dikejar-kejar oleh para fans. Dan benar saja, saat para artis keluar, fans langsung mengejar, ada yang ingin sekedar melihat, ada juga yang ingin memegang artis-artis tersebut. Teman saya bercerita, dia sampai keluar dari rombongan artisnya karena terdesak oleh fans-fans, dan ada juga yang sampai mukanya tertonjok. Saat itu suasananya memang kacau-balau.

Setelah sampai di hotel, saya langsung menuju lantai para artis menginap, dan saya kembali menjadi penerjemah untuk The Boss. Penerjemah, LO, dan security menunggu di dekat kamar para artis. Park Jung Min, The Boss, dan X5 menginap di lantai yang sama, kecuali Girls Day. Kami hanya menunggu sampai mereka butuh sesuatu. Jadi kalau mereka butuh sesuatu, mereka bilang kepada saya, lalu saya menyampaikannya ke LO, dan LO akan bertanya kepada penanggung jawab, lalu setelah mendapatkan jawabannya, LO kembali memberi tahu pada saya, lalu saya baru memberi tahu lagi kepada artis atau manajemen artisnya. Begitulah susunannya.

Jadwal artis pada hari pertama adalah press conference. Jadi, dari waktu mereka tiba di hotel sampai press conference, mereka bersiap-siap di kamar masing-masing. Saat menjelang press conference, kami harus mengantar mereka dari kamar hotel sampai ke tempat press conference, dan itu juga bukan hal yang mudah karena para fans sudah menunggu di lobby hotel, jadi kami harus melewati jalan lain yang tidak ada fansnya. Semua berjalan baik. Saat sedang mengantar The Boss, dari situlah saya mulai berbincang-bincang dengan mereka. Dan ternyata mereka baik-baik dan tidak sombong. Mereka bertanya apa bahasa Indonesianya "감사합니다", dan saat di mobil menuju tempat press conference, mereka juga bertanya hal-hal yang lain yang berhubungan dengan Indonesia.

Setelah press conference selesai, jadwal selanjutnya adalah makan malam. Mereka makan malam di restoran hotel, sedangkan para fansnya menunggu sambil melihat mereka makan malam di luar restoran. Manajer The Boss menawari saya makan bersama, tapi demi ke-professional-an saya tidak ikut makan walaupun saat itu saya sangat lapar. Mereka makan dengan lahap dan berkali-kali mengambil makanan lagi dan lagi. Mereka bilang makanan di hotel sangat enak. Setelah makan, mereka kembali kamar untuk istirahat. Setelah memberi tahu jadwal mereka untuk besok, akhirnya pekerjaan saya untuk hari pertama sebagai penerjemah selesai juga.

Keesokan paginya, kami berjanji untuk standby menunggu mereka pada jam 11 pagi. Pagi-pagi saat sedang bersiap-siap, teman saya ada yang datang ke kamar dan bilang kalau ada beberapa fans yang sedang menunggu di luar, kebetulan kamar saya satu lantai dengan para artis. Saat itu saya bingung bagaimana mereka bisa sampai di lantai artis, karena setahu saya kalau tidak punya kartu kamar lantai yang sama, kita tidak akan bisa turun ke lantai tersebut. Saat itu juga tidak ada security yang menjaga lantai. Karena fans-fans itu juga, saya dan para penerjemah yang lain jadi terkena marah staff dari Korea, karena seharusnya tidak boleh ada kejadian seperti itu.

Sekitar jam 11 pagi, artis-artis mulai keluar kamar, bersiap-siap karena mereka harus sudah berangkat pada jam 12.30 siang. Ada beberapa artis yang minta dipesankan makanan karena mereka tidak bisa memesan sendiri. Saya sempat memesankan makanan untuk leader X5 yaitu Gun (건). Di antara artis-artis lain, dia yang paling tua. Dia seumur dengan saya, dan menurut saya dia yang paling ganteng. Setelah semuanya siap, para artis dan crewnya keluar dari kamar tepat pada pukul 12.30. Kami semua langsung bersiap-siap untuk langsung pergi ke venue di Istora Senayan karena The Boss dan X5 ada jadwal rehearsal pada pukul 1 dan 2 siang.

Saya pikir perjalanan dari hotel ke venue memakan waktu sampai 15 menit, ternyata hanya 5 menit. Para fans sudah menunggu di depan Istora, dan saat mereka melihat mobil kami lewat, mereka langsung berteriak histeris dan mengejar mobil kami. Salah satu personil The Boss bilang kepada saya, dia mau fans-fans itu ikut masuk bersamanya, makan bersama, tapi saya bilang itu tidak mungkin karena fansnya terlalu banyak. Di perjalanan dari hotel ke venue, saya dan beberapa personil The Boss juga banyak bercerita. Dari situ saya mulai mengenali mereka satu-persatu. Mereka sangat senang karena ada orang negara lain yang bisa berbicara bahasa mereka. Mereka juga sangat kaget saat tahu bahwa saya pernah tinggal di Korea selama satu tahun dan pernah berkuliah di Yonsei University. Mereka bilang mereka juga ingin berkuliah di Yonsei karena itu adalah salah satu universitas yang terbagus di Korea.

Setelah sampai, mereka bersiap-siap untuk rehearsal. Saat rehearsal, itulah saat pertama kalinya saya mendengar mereka bernyanyi, mendengar lagu mereka, dan hal pertama yang muncul di benak saya adalah, suara mereka memang benar-benar bagus! Walaupun masih terbilang muda, tapi suara mereka sudah sangat matang. Setelah rehearsal mereka bersiap-siap untuk konser nanti, walaupun waktunya masih tersisa banyak. Saat sedang menunggu konser itulah saya juga mulai banyak tahu tentang mereka satu persatu. Saat mereka pergi ke kamar mandi, atau sekedar ingin keluar, saya dan security harus mengikuti mereka. Saat sedang bersama mereka, saya berpikir bahwa mereka hanya manusia biasa, mereka juga punya kehidupan masing-masing, dan mereka masih kecil seperti anak-anak biasanya, masih suka bermain-main, bercanda dengan sesama mereka atau bahkan dengan saya.

Akhirnya tiba juga waktu konser. The Boss adalah group yang paling pertama muncul. Saat itu sangat terlihat kegugupan di wajah para personil The Boss. Manajer, produser, para crew dan kami semua menunggu sambil melihat mereka di backstage saat mereka sedang beraksi di panggung. Setelah selesai, semuanya terlihat sangat puas dengan apa yang mereka sajikan dan melihat histeria para penonton. Sesampainya di ruang tunggu, mereka mulai bercerita-cerita tentang pengalaman tadi saat sedang beraksi di atas panggung. Semua sangat terlihat bahagia. Kami semua bersalaman dan saling berucap terima kasih. Saya juga bilang kepada mereka bahwa suara mereka sangat bagus, dan salah satu personil The Boss yaitu Karam dengan rendah hatinya bilang bahwa suara mereka biasa saja. Saya suka dengan kerendahan hati mereka.

Saat sedang menunggu konser selesai, saya sempat melihat beberapa personil Super Junior. Siwon, yang saya tunggu-tunggu tidak datang, jadi saya tidak terlalu excited karena saya juga tidak terlalu suka dengan Super Junior. Tapi saya sempat melihat Kyu Hyun, dan memang dia terlihat sangat ganteng tapi sepertinya suasana hatinya hari itu sedang tidak baik, mungkin karena ada beberapa kejadian di ruang tunggu Super Junior.

Setelah semua konser selesai, kami bersiap-siap untuk segera berangkat ke airport karena flight mereka jam 23.25. Ada beberapa hal yang membuat saya bingung, karena terlalu banyak komando yang saya dapat, entah dari orang Korea atau orang Indonesia. Jadi saya bingung harus mengikuti yang mana. Tapi akhirnya semuanya bisa terselesaikan dengan baik. Perjalanan dari venue ke airport memakan waktu sekitar 1 jam. Kebetulan saya semobil dengan Karam, Injun, dan Hyunmin dari The Boss. Mereka sangat ramah. Sepanjang perjalanan mereka selalu bertanya kepada saya. Pertanyaan mereka macam-macam, tentang Indonesia, tentang konser tadi, bagaimana pendapat saya tentang bermacam-macam hal, bagaimana bahasa Korea, sampai pertanyaan tentang kehidupan saya juga. Dari semuanya, Injun yang paling sering bertanya. Karam juga banyak bertanya, tapi memang sepertinya dia agak pendiam. Hyunmin juga sempat mengajak saya untuk minum bersama saat saya nanti ke Korea dan meminta nomor hape saya agar nanti saat dia ke Indonesia bisa bertemu lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk saling mem-follow twitter masing-masing.

Setelah sampai di airport, kami bersiap-siap untuk turun dari mobil. Suasana agak menyeramkan karena banyak sekali fans yang sudah menunggu di luar. Kami menunggu aba-aba dari security dan manajer untuk keluar dari mobil. Saat keluar dari mobil, semua fans langsung mengejar kami, tapi untungnya kami bisa masuk ke dalam ruang boarding lalu ke imigrasi. Di situlah tempat perpisahan kami. Saat itu saya merasa sedikit sedih, karena saya merasa kehilangan teman baru. Tapi di sisi lain saya sangat senang karena saya mengenal mereka bukan karena mereka adalah para idol, tapi saya bisa mengenal mereka personally.

Dengan bekerja di KIMCHI 2011, saya banyak sekali mendapat pengalaman baru, teman baru, memori baru dan pelajaran baru. Pengalaman yang tidak semua orang bisa dapatkan, dan pasti banyak perempuan-perempuan di luar sana yang ingin menggantikan posisi saya saat itu. Teman baru, tidak hanya berteman dengan artis-artis itu, saya juga mengenal para LO, para promotor, security, penerjemah lain dan mendapatkan link untuk pekerjaan yang seperti itu lagi kedepannya. Memori baru, memori baik yang tidak akan saya lupakan seumur hidup saya. Dan pelajaran baru tentang bagaimana saya harus bekerja professional, bagaimana cara orang-orang bekerja di belakang panggung, dan masih banyak lagi pelajaran yang saya ambil dari konser kemarin. Tubuh saya memang lelah, tapi perasaan saya saat itu tidak akan bisa tergantikan dengan apapun. Terima kasih semuanya, semua orang-orang yang sudah membantu demi suksesnya KIMCHI 2011. Saya tidak akan melupakan kalian semua. :)





15.24
Depok, 7 Juni 2011