Wednesday, November 24, 2010

Being 21

Today is my sweet 21 birthday. 21살이 벌써 됐다는 걸 보면 시간이 흘리는 물처럼 빨리 지났네. Waktu cepat sekali berlalu. Rasanya saya baru kemarin menjalani masa-masa SD, SMP, SMA, dan sekarang tiba-tiba, tanpa terasa saya sudah mau selesai kuliah. Dan rasanya baru kemarin saya ikut mama saya kemanapun mama saya pergi, sekarang saya yang meninggalkan mama saya. Saat menjalaninya memang terkadang terasa berat dan melelahkan, tapi jika kita tengok ke belakang, hari-hari yang telah kita lewati akan terasa sangat berharga dan bisa menjadi pelajaran di kemudian hari.
Di umur saya yang ke-20 kemarin, banyak sekali hal yang saya pelajari. 특히 이 유학 왔다는 것이다. 유학 생활하다 보니 많은 것을 배웠다. Pertukaran pelajar ke negeri orang ini yang telah banyak mengubah saya dan pemikiran-pemikiran saya. Pengalaman yang saya dapat di sini sangat-sangat berharga untuk saya, dan mungkin juga untuk orang lain. Saya yang sebelumnya belum pernah tinggal sendiri sekarang merasakan bagaimana susahnya tinggal sendiri, lebih-lebih di negeri orang yang berbeda dengan negeri sendiri dari segi apapun.
Saat pertama datang ke Korea, saya benar-benar sendiri. Untungnya saya sudah pernah kesini sebelumnya jadi sudah sedikit tahu tentang kehidupan di sini. Tapi tetap saja, pergi sendiri sejauh ini, saya baru pernah mengalaminya sekali seumur hidup saya. Sebelum pergi, saya sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan saya nanti di sana, apakah saya bisa beradaptasi dengan baik, apakah saya akan punya teman, apakah saya bisa mengikuti pelajaran berbahasa Inggris dengan baik, dan bermacam-macam pikiran lain yang membuat saya takut dan ragu untuk pergi menggelantung di kepala saya. Terlebih saat itu saya masih mempunyai pacar, jadi bertambahlah kekhawatiran saya.
When I first arrived here, i once thought "why did i came here? is it worth enough?". I cried a lot. I missed home, I missed my family, I missed my boyfriend, I missed my friend. For me, that's the hardest part of being abroad because at the very first, I had no one at all, everything was so new for me, 그리고 적응이 안돼서 많이 많이 힘든 날이었다. At that time, I just wanted to go home. However, after a while, I started knowing some people, being in a group, classes had started, so I felt more comfortable and got accustomed with it.
Walaupun sudah terbiasa dengan kehidupan di sini, masih banyak hal-hal yang membuat saya tidak betah, diantaranya pacar saya yang ada di Indonesia. Masalahnya mungkin juga terletak di saya, karena saya kangen dia dan saya ingin bertemu dia. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke Indonesia pada waktu liburan musim panas, walaupun orang tua saya sebenarnya tidak setuju saya pulang. Saat itu yang ada di pikiran saya hanya pulang dan bertemu dengan pacar saya. The holiday was so great. I was so happy meeting him. I spent most of my time there with him.
Setelah saya kembali ke sini, saya berpikir malah semuanya jadi lebih berat. Saya tambah kangen rumah, tambah kangen pacar, dll. Ditambah saat itu bulan Ramadhan, saat-saat biasanya saya berada bersama keluarga saya, teman-teman saya. Tapi saya juga belajar banyak dari hari-hari di bulan Ramadhan yang saya lewati di sini. Di sini saya harus bangun sahur sendiri(biasanya di rumah selalu ada yang membangunkan), masak bersama teman yang lain(biasanya bangun sudah ada masakan matang), memikirkan masak apa untuk berbuka, dll. Lebaran di sini juga membuat saya belajar banyak (lihat "Pengalaman Berlebaran di Negara Orang").
Beberapa bulan setelah kembali dari Indonesia, banyak hal yang tidak berjalan seperti yang saya inginkan dan saya harapkan. Putus dengan pacar, salah satu yang membuat saya sempat "down", seperti kehilangan hidup saya. Saya merasa semua pengorbanan saya selama ini tidak berarti sama sekali. Saya menangis berhari-hari, tidak fokus, pikiran saya kosong. Tapi dari hal itu pun saya banyak belajar. Saat saya menangis sendiri di tengah malam, saat itu juga saya belajar untuk menjadi seseorang yang lebih kuat dari sebelumnya, berkaca pada diri saya sendiri, mencoba mencari tahu apa kekurangan saya dan kelebihan saya, mencoba menghadapi sesuatu dengan lebih dewasa dan tegar, sesulit apapun hal itu.
Sekarang di umur saya yang sudah 21 ini, saya berharap bisa menjadi seorang yang lebih baik lagi dari sebelumnya, bisa lebih dewasa lagi dari sebelumnya, dan bisa menerima segala sesuatu dengan lebih ikhlas lagi dari sebelumnya. Dan saya sangat bersyukur bisa mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkannya. 

15.08
Seoul, November 24 2010

Sunday, November 21, 2010

Letting Go

Melupakan seseorang ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Menghilangkan seseorang dari pikiran kita, tidak semudah seperti kita menghapus semua kontaknya, menghapus foto-fotonya, menghapusnya dari friend list semua account pertemanan yang kita punya, menghilangkan semua barang-barang yang bisa mengingatkan kita tentangnya, dll. Tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, ingatan tentang seseorang ada di dalam otak kita, pikiran kita, hati kita. 
Seseorang itu selalu muncul di hati dan pikiran saya, saat saya berdoa, sebelum tidur, bangun tidur, makan, mandi, saat saya bersama teman-teman, atau bahkan saat saya seharusnya tidak memikirkannya dan saat saya tidak ingin memikirkannya, dia selalu muncul.  Kalau saya bisa, saya ingin sekali tidak ada dia lagi di dalam hati dan pikiran saya, tapi itu semua di luar kehendak saya.
Dulu saya pernah menempel sticker namanya di laptop saya. Sekarang sudah saya cabut. Tapi bekas lem dari sticker itu masih ada dan masih membentuk namanya. Sudah saya coba berkali-kali untuk menghapus bekas lem itu, tapi semakin sering saya coba hapus, semakin jelas namanya muncul di laptop saya. Mungkin kira-kira seperti itu juga hati saya. Semakin sering saya mencoba untuk menghapus dia dari ingatan dan hati saya, semakin sering juga dia muncul di hati dan pikiran saya.
Saya tau bukan cuma saya yang pernah mengalami hal seperti ini di dunia. Saya juga tau apa yang harus saya lakukan dan saya juga sedang mencoba melakukan apa yang harus saya lakukan. Saya juga tau semua ini akan berakhir cepat atau lambat, tapi entah mengapa untuk menjalankannya terasa sangat berat. Mungkin waktu akan mengobati saya, atau mungkin saya yang akan mengobati diri saya sendiri.

Sunday, November 7, 2010

Belajar Memotret

Saya suka sekali fotografi.
Kendalanya adalah saya belum punya cukup uang untuk membeli kamera bagus macam DSLR.
Jadi seringnya coba-coba foto pake kamera temen.
Ini beberapa hasil jepretan saya.







Tuesday, November 2, 2010

I Believe

I Believe 그댄 곁에 없지만
이대로 이별은 아니겠죠
I Believe 나에게 오는 길은
조금멀리 돌아올 뿐 이겠죠
모두 지나간 그 기억속에서 내가 나를 아프게하며
누물을 만들죠

나만큼 울지 않기를 그대만은 눈물없이
날 편하게 떠나주기를
언젠가 다시 돌아올 그대라는 걸 알기에
난 믿고 있기에
기다릴께요 난 그대여야만 하죠

I Believe 내가 아파할까봐
그대는 울지도 못했겠죠
I Believe 흐르는 내 눈물이 그댈 다시 내게 돌려주겠죠
자꾸 멈추는 내 눈길속에서
그대 모습들이 떠올라 눈물을 만들죠

나 그댈알기 전 이세상도
이렇게 눈부셨는지
그 하늘 아래서 이젠 눈물로 남겨졌지만
이자릴 난 지킬께요

그대란 이유만으로 나에게는
기다림조차 충분히 행복하겠죠
사랑한 이유만으로 또하루가 지나가고
오는길 잊어도 기다릴께요
난 그대여야만 하죠 난그대여야만 하죠